cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota lhokseumawe,
Aceh
INDONESIA
Teras Jurnal
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social, Engineering,
Teras Jurnal is a journal that communicates the results of research within the scope of civil engineering and scientific development as well as aspects of practitioners. The process of manuscript submission is open throughout the year. All submitted manuscript will be screened with double-blind peer review and editorial review before they are accepted to publish. Teras Jurnal receives a manuscript from the following area below civil engineering science and development with the interdisciplinary and multidisciplinary approach:
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2014): TERAS JURNAL, VOL.4, NO.2, SEPTEMBER 2014" : 7 Documents clear
TINJAUAN BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK PENGASPALAN JALAN UJONG PACU-COT TRIENG KECAMATAN MUARA SATU KOTA LHOKSEUMAWE Muhammad Fauzan; Mukhlis Mukhlis; muhammad Danil
TERAS JURNAL Vol 4, No 2 (2014): TERAS JURNAL, VOL.4, NO.2, SEPTEMBER 2014
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.741 KB) | DOI: 10.29103/tj.v4i2.20

Abstract

Perencanaan perancangan struktur jalan raya harus mempunyai nilai rancang yang kuat, stabil, dan aman mampu bertahan sampai usia yang direncanakan. Adapun peralatan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pengaspalan tersebut adalah: Compressor, Asphalt sprayer, Dump Truck, Asphalt finisher, Tandem Roller, Tire Roller dan Asphalt Mixing Plant (AMP) itu sendiri. Maka dengan hal tersebut diatas penyusun mencoba menganalisis peralatan–peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pengaspalan seperti analisis biaya alat per jam dari masing – masing alat, effisiensi waktu produktif alat dan menentukan jumlah dump truck yang optimum. Tinjauan Biaya Pengaspalan Jalan Ujoeng Pacu-Cot Trieng Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe, dengan panjang 3,5 km. Di analisis kembali dengan menggunakan metode Analisis Soedrajat, S.A (cara modern) (1994) hasilnya dibandingkan dengan perhitungan Kontraktor. Dari perhitungan penulis diperoleh biaya pekerjaan pengaspalan keseluruhan Rp. 2.013.035.500,-. dengan harga 1m2 Rp. 115.030,6,- yang terinci antara lain, biaya penggunaan tenaga kerja sebesar Rp. 8.785.000,- biaya penggunaan material sebesar Rp. 1.942.755.500,- biaya pengunaan peralatan sebesar Rp. 61.495.000,- sedangkan jumlah perhitungan kontraktor Rp. 2.021.468.949,- dengan harga 1m2 Rp. 115.512,51,- maka selisih perhitungan penilis dengan kontraktor yaitu Rp. 8.433.449,- dengan selisih harga 1m2 Rp. 481,91,- sehingga biaya yang didapat penulis lebih kecil dari pada yang didapat oleh kontraktor. Hal tersebut dikarenakan oleh perbedaan penggunaan analisa yang dipakai oleh penulis dengan menggunakan metode modren Soedrajat (1994), sedangkat kontraktor menggunakan teknis (Direktorat Jendral Bina Marga Program Jalan Lokal Kabupaten, Kota Lhokseumawe).Kata Kunci: Biaya, Waktu Pelaksanaan, Tenaga Kerja dan Peralatan.
KOMPARASI TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE BINA MARGA Wesli Wesli; Said Jalalul Akbar
TERAS JURNAL Vol 4, No 2 (2014): TERAS JURNAL, VOL.4, NO.2, SEPTEMBER 2014
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.439 KB) | DOI: 10.29103/tj.v4i2.25

Abstract

Komparasi Metode AASHTO 1993 dengan Metode Bina Marga berdasarkan data pada jalan Beureughang-Sido Mulyo. Penelitian ini membandingkan parameter tebal perkerasan, sehingga akan diketahui perbedaan dan persamaan parameter tersebut. Perencanaan tebal perkerasan dengan kedua metode tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan yang terdapat dari kedua metode tersebut dalam merencanakan tebal perkerasan lentur jalan raya. Dari hasil analisa Metode AASHTO 1993 didapat tebal lapisan pondasi bawah (Sub Base Coarse) dengan jenis bahan sirtu (kelas C) sebesar 17 cm, lapisan pondasi atas (Base Coarse) dengan jenis batu pecah (kelas A) sebesar 10 cm, lapisan permukaan (Surface Coarse) dengan jenis Laston sebesar 5 cm. Sedangkan untuk Metode Bina Marga didapatkan tebal lapisan pondasi bawah (Sub Base Coarse) dengan jenis bahan sirtu (kelas C) sebesar 12 cm, lapisan pondasi atas (Base Coarse) dengan jenis bahan batu pecah (kelas A) sebesar 15 cm, lapisan permukaan (Surface Coarse) dengan jenis bahan Laston sebesar 5 cm.Kata Kunci: Komparasi, Metode AASHTO 1993, Metode Bina Marga
PENGARUH ANGKUTAN BECAK MESIN TERHADAP KINERJA JALAN (Studi Kasus Simpang Selat Malaka-simpang Pasar Inpres Kota Lhokseumawe) Hamzani Hamzani; Adzuha Desmi
TERAS JURNAL Vol 4, No 2 (2014): TERAS JURNAL, VOL.4, NO.2, SEPTEMBER 2014
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.001 KB) | DOI: 10.29103/tj.v4i2.21

Abstract

Jalan Merdeka Barat cunda, Kota Lhokseumawe merupakan daerah yang tidak kalah pentingnya karena daerah tersebut merupakan tempat aktifitas lalulintas yang sangat tinggi terutama pada jam-jam sibuk, hal ini disebabkan adanya pusat perbelanjaan, sekolah, dan juga adanya simpang bersinyal. Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi lalulintas yang terjadi akibat adanya pengaruh angkutan becak mesin. Penelitian ini dilakukan selama satu minggu (tujuh hari) dengan waktu, 07.00-18.00 Wib dengan interval waktu 15 menit. Penelitian perhitungan yang dilakukan yaituvolume lalulintas, kecepatan, kerapatan, kapasitas, derajat kejenuhan, kecepatan arus bebas, tingkat pelayanan jalan. Perbandingan nilai kecepatan hasil kuisioner dengan kecepatan lapangan mengalami perubahan antara adanya pengaruh becak mesin sebesar 44,40 km/jam, tampa adanya kendaraan becak mesin sebesar 45,19 km/jam besarnya engaruh angkutan becak mesin sebesar (1,75%). Hasil pengolahan data dengan program SPSS 17.0 For Windows didapat F hitung 1,192 < F tabel 3,245 maka Ho diterima, jadi angkutan becak mesin tidak berpengaruh terhadap kinerja jalan. Diperoleh derajat kejenuhan tampa adanya angkutan becak mesin sebesar 0,36 < 0,54 = LOS arus stabil (B), dan derajat kejenuhan dengan adanya angkutan becak mesin sebesar 0,42 < 0,54 = LOS arus stabil (B). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa angkutan becak mesin tidak berpengaruh terhadap kinerja jalan.Kata kunci: angkutan becak mesin, kinerja jalan
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ABU JERAMI TERHADAP KUAT TEKAN BETON Syibral Malasyi; Wesli Wesli
TERAS JURNAL Vol 4, No 2 (2014): TERAS JURNAL, VOL.4, NO.2, SEPTEMBER 2014
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.291 KB) | DOI: 10.29103/tj.v4i2.22

Abstract

Abu jerami padi merupakan limbah dari hasil pertanian yang mengandung unsur silica yang dapat dimanfaatkan untuk bahan subtitusi parsial semen dalam campuran beton. Unsur silica dalam semen sebesar 20% sedangkan unsur silica dalam abu jerami sebesar 65,92%. Penelitian ini bertujuan untuk bahan subtitusi parsial semen dan dengan Penggunaan abu jerami padi diharapkan dapat dipakai dalam pembuatan beton dengan biaya yang relatif murah. Dalam Penelitian digunakan metode SNI dengan jumlah benda uji adalah sebanyak 18 buah. Penambahan abu jerami padi terhadap massa semen sebesar 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari volume semen. Benda uji dilakukan pengujian setelah dilakukan perawatan selama 28 hari. Pada penambahan abu jerami padi sebesar 0% didapat nilai kuat tekan tekan sebesar 24,53 Mpa, sedangkan dengan penambahan abu jerami 5% didapat nilai kuat tekan sebesar 21,04 Mpa, penambahan abu jerami 10% didapat nilai kuat tekan sebesar 17,17 Mpa, penambahan abu jerami 15% didapat nilai kuat tekan sebesar 16,61 Mpa, penambahan abu jerami 20% didapat nilai kuat tekan sebesar 15,66 Mpa, dan penambahan abu jerami 25% didapat nilai kuat tekan sebesar 15,66 Mpa. Semakin banyak penambahan abu jerami padi sebagai bahan subtitusi parsial semen dalam campuran beton, nilai kuat tekan semakin menurun, tetapi pada penggunaan abu jerami 25% terhadap massa semen masih bisa digunakan untuk beton non struktural.Kata Kunci : Beton, kuat tekan, Abu Jerami padi.
KARAKTERISTIK CAMPURAN PERKERASAN SEMI LENTUR YANG DITINJAU DARI UJI DURABILITAS Herman Fithra; Burhanuddin Burhanuddin
TERAS JURNAL Vol 4, No 2 (2014): TERAS JURNAL, VOL.4, NO.2, SEPTEMBER 2014
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.236 KB) | DOI: 10.29103/tj.v4i2.23

Abstract

Perkerasan semi lentur adalah perkerasan yang dirancang dengan gradasi terbuka yang memiliki rongga udara (air void) yang kemudian diisi dengan mortar semen, dengan modulus mendekati perkerasan kaku namun memiliki kelenturan. Perkerasan semi lentur memiliki stabilitas yang tinggi untuk memikul beban lalulintas, oleh karena itu perkerasan semi lentur merupakan jenis perkerasan jalan yang sangat baik untuk dikembangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan durabilitas perkerasan semi lentur dengan pengujian durabilitas. Penelitian ini dilakukan dengan mempersiapkan benda uji aspal porus dengan gradasi aspal yang terbuka (OGA) sehingga mempunyai rongga yang besar yang dapat diisi dengan mortar Benda uji aspal porus dibuat sebanyak 3 buah berbentuk slinder dengan ukuran diameter 4”(10 cm) dan tinggi 3”(7.5 cm) yang kemudian di uji Marshall. Hasil dari kadar rongga pada pengujian ini adalah 25.31%. Selanjutnya dilakukan pencampuran terhadap mortar yang kemudian dituangkan pada benda uji. Kemudian masing-masing benda uji di rendam pada waterbath selama 30 menit dan 24 jam dengan suhu 60°C. Selanjutnya dilakukan pengujian Marshall untuk mengetahui stabilitas. Dari hasil penelitian ini telah didapatkan nilai IKS pada perkerasan semi lentur sebesar 80%. Hasil dari pengujian durabilitas pada perkerasan semi lentur telah memenuhi syarat dari Bina Marga dengan nilai IKS minimum 75%. Maka perkerasan semi lentur tahan terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh pengaruh air.Kata Kunci : Perkerasan Semi Lentur, Aspal Porus, OGAPerkerasan semi lentur adalah perkerasan yang dirancang dengan gradasi terbuka yang memiliki rongga udara (air void) yang kemudian diisi dengan mortar semen, dengan modulus mendekati perkerasan kaku namun memiliki kelenturan. Perkerasan semi lentur memiliki stabilitas yang tinggi untuk memikul beban lalulintas, oleh karena itu perkerasan semi lentur merupakan jenis perkerasan jalan yang sangat baik untuk dikembangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan durabilitas perkerasan semi lentur dengan pengujian durabilitas. Penelitian ini dilakukan dengan mempersiapkan benda uji aspal porus dengan gradasi aspal yang terbuka (OGA) sehingga mempunyai rongga yang besar yang dapat diisi dengan mortar Benda uji aspal porus dibuat sebanyak 3 buah berbentuk slinder dengan ukuran diameter 4”(10 cm) dan tinggi 3”(7.5 cm) yang kemudian di uji Marshall. Hasil dari kadar rongga pada pengujian ini adalah 25.31%. Selanjutnya dilakukan pencampuran terhadap mortar yang kemudian dituangkan pada benda uji. Kemudian masing-masing benda uji di rendam pada waterbath selama 30 menit dan 24 jam dengan suhu 60°C. Selanjutnya dilakukan pengujian Marshall untuk mengetahui stabilitas. Dari hasil penelitian ini telah didapatkan nilai IKS pada perkerasan semi lentur sebesar 80%. Hasil dari pengujian durabilitas pada perkerasan semi lentur telah memenuhi syarat dari Bina Marga dengan nilai IKS minimum 75%. Maka perkerasan semi lentur tahan terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh pengaruh air.Kata Kunci : Perkerasan Semi Lentur, Aspal Porus, OGA
ANALISIS PENGGUNAAN GULA PASIR SEBAGAI RETARDER PADA BETON Adzuha Desmi
TERAS JURNAL Vol 4, No 2 (2014): TERAS JURNAL, VOL.4, NO.2, SEPTEMBER 2014
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.345 KB) | DOI: 10.29103/tj.v4i2.24

Abstract

Retarder merupakan bahan kimia pembantu untuk memperlambat waktu pengikatan (setting time) sehingga campuran akan tetap mudah dikerjakan (workable) untuk waktu yang lebih lama. Penggunaan untuk menunda waktu pengikatan beton (setting time) misalnya dengan kondisi cuaca yang panas, atau memperpanjang waktu pemadatan untuk menghindari cold joint dan menghindari dampak penurunan saat beton segar pada saat pengecoran dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan perilaku beton terhadap penambahan kadar gula pasir sebagai retarder, dan untuk mengetahui perbandingan sifat-sifat beton yang menggunakan gula pasir dan tanpa menggunakan gula pasir. Persentase penambahan kadar gula pasir 0,15%, 0,30% dan 0,45 % dari berat semen. Setiap variasi dan persentase kadar gula pasir di buat benda uji sebanyak 3 benda uji untuk pengujian tes Vicat, yaitu semen bila dicampur dengan air akan menghasilkan pasta yang plastis dan lecak. Namun setelah selang beberapa waktu, pasta akan mulai menjadi kaku dan sukar dikerjakan, inilah yang disebut pengikatan awal (initial set). Selanjutnya pasta akan meningkat kekuatannya sehingga didapatkan padatan yang utuh, ini disebut pengikatan akhir (final set). Proses berlanjut hingga pasta mempunyai kekuatan, disebut pengerasan (hardening). Hasil uji Vicat menunjukkan perlambatan pengerasan penundaan yang maksimum terjadi pada kadar gula pasir 0,45%, sedangkan pada kadar gula pasir 0,00% terjadi penundaan pengerasan secara normal. Jadi penambahan kadar gula pasir 0,15% sampai 0,45% dapat dianggap sebagai Retarder.Kata Kunci : retarder, gula pasir, tes vicat, initial set, final set.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TANDAN SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON Khairul Amna; Wesli Wesli; Hamzani Hamzani
TERAS JURNAL Vol 4, No 2 (2014): TERAS JURNAL, VOL.4, NO.2, SEPTEMBER 2014
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.852 KB) | DOI: 10.29103/tj.v4i2.19

Abstract

Beton merupakan pilihan utama untuk membuat kontruksi saat ini. Kelemahan beton sebagai bahan konstruksi adalah kuat lentur yang rendah dan sifatnya yang getas. Perbaikan kelemahan sifat beton tersebut bisa dengan menambahkan serat (fiber) dalam adukan beton. Pada penelitian ini serat yang digunakan adalah serat alam, yaitu serat tandan kosong kelapa sawit. Serat dibilas dengan larutan 10% NaOH selama 12 jam, dikeringkan dan dipotong-potong sepanjang 4 cm. Variasi persentase serat terhadap berat volume semen di dalam campuran adalah 5%, 10%, dan 15%. Hasil penelitian menunjukkan untuk setiap veriasi persentase serat tidak dapat meningkatkan kuat tekan beton dan penurunan terbesar pada variasi serat 10%, yaitu sebesar 20,15% dari kuat tekan normal. Sedangkan kuat lentur, peningkatan maksimum pada variasi serat 10%, yaitu sebesar 19,77% dari kuat lentur normal. Berdasarkan persamaan regresi linier komposisi optimum serat yang dapat meningkatkan kuat lentur dengan kuat tekan masih dalam batasan kuat tekan rencana, yaitu pada variasi 12 % serat dengan kuat lentur 3,99 Mpa (meningkat 14,33% dari kuat normal) dengan kuat tekan 20 Mpa. Sehingga pemanfaatan serat tandan sawit sebagai serat beton bisa dikembangkan.Kata kunci: Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit, Kuat Lentur, Kuat Tekan, Regresi Linier.

Page 1 of 1 | Total Record : 7